I. PENGERTIAN
Kebalikan dari kriptografi adalah kriptanalisis (cryptanalysis), yaitu ilmu dan seni membuka (breaking) plainteks [Schneier, 1996]. Dan yang melakukannya disebut kriptanalis(cryptanalys). Kriptanalisis dapat menghasilkan plainteks atau kunci dan juga dapat menemukan kelemahan dalam kriptosistem. Usaha kriptanalisis disebut juga dengan attack (serangan).
II. METODE-METODE PENYADAPAN KRIPTANALISIS MODERN
1. Wiretapping, yaitu melakukan penyadapan data yang ditransmisikan melalui saluran kabel komunikasi.
2. Electromagnetic eavesdropping, yaitu melakukan penyadapan data yang ditransmisikan melalui saluran wireless.
3. Accoustic eavesdropping, yaitu menangkap gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber suara.
III. JENIS-JENIS SERANGAN BERDASARKAN KETERLIBATAN PENYERANG
1. Serangan pasif (passive attack) yaitu serangan dimana penyerang hanya memonitor saluran komunikasi. Penyerang pasif hanya mengancam kerahasiaan data.
2. Serangan aktif (active attack) adalah serangan dimana penyerang mencoba untuk memanipulasi (menghapus, menambahkan) atau dengan cara yang lain mengubah transmisi pada saluran. Penyerang aktif mengancam kerahasiaan dan keutuhan data serta keotentikan.
IV. JENIS-JENIS SERANGAN BERDASARKAN CARA MEMBUKA CIPHERTEKS
1. Exhaustive attack
Serangan ini biasa dikenal dengan brute force attack, yaitu mengungkap plainteks atau kunci dengan mencoba kemungkinan semua kunci. Semakin panjang ukuran kunci semakin sulit dan lama waktu pemecahannya.
2. Analytical attack
Menganalisis kelemahan algoritma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci yang ada. Kriptanalis harus mengetahui algoritma kriptografinya untuk melakukan jenis serangan ini.
V. JENIS-JENIS SERANGAN BERDASARKAN DATA YANG DIMILIKI
1. Cipherteks only attack
Kriptanalis mengetahui algoritma enkripsi dan cipherteks untuk mendapatkan plainteks.Teknik yang digunakan adalah exhaustive attack.
2. Known plainteks attack
Di samping mengetahui algoritma enkripsi dan cipherteks, kriptanalis juga mengetahui beberapa plainteks yang bersesuaian.
3. Chosen plainteks attack
Disamping mengetahui algoritma enkripsi, cipherteks, dan plainteks, kriptanalis juga dapat memilih plainteks yang berhubungan dengancipherteks yang dienkripsi dengan kunci rahasia.
4. Chosen cipherteks attack
Disamping mengetahui algoritma enkripsi, cipherteks, danplainteks, kriptanalis juga dapat memilih cipherteks yang berhubungan denganplainteks yang telah didekripsi dengan kunci rahasia.
5. Chosen key attack
Kriptanalis memiliki pengetahuan mengenai hubungan antara kunci-kunci yang berbeda, dan memilih kunci yang tepat untuk mendekripsi pesan
6. Rubber-hose cryptanalysis
Kriptanalis mengancam, memeras atau memaksa seseorang hingga memberikan kuncinya.
VI. Klasifikasi kesuksesan kriptanalisis
1. Total Break
Kriptanalis berhasil menemukan kunci atau plainteks seutuhnya.
2. Global Deduction
Kriptanalis menemukan algoritma secara penuh tanpa mengetahui kunci.
3. Local Deduction
Kriptanalis mendapatkan cipherteks atau plainteks tambahan.
4. Informational Deduction
Kriptanalis mendapatkan entopy dari plain/cipher
5. Distinguishing Algorithm
Kriptanalis dapat membedakan cipher dengan hasil dari random permutasi.
Oleh Lalu Galih Gasendra
Pustaka:
�Baldoni, M.W., Ciliberto, C., & Piecantini Cattaneo, G.M. (2009). Elementary Number Theory, Cryptography and Codes. Heidelberg: Springer.
�Lidl, R., & Pilz, G.(1997). Applied Abstract Algebra, Second Edition. New York: Springer.
�Menezes, A. J. ,van Oorschot, P. C, and Vanstone, S. S. (1996). Handbook of Applied Cryptography. USA: CRC Press, Inc.
�Munir, R. (2004). Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung.
�PGP. (2004). An Introduction to Cryptography. New York: PGP Corporation.
�Schneier, B. (1996). Applied Cryptography: Protocols, Algorithms, and Source Code in C, 2nd edition. John Wiley and Son, Inc.