. Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook

Home » , » Yamaha DTX 522 Review

Yamaha DTX 522 Review

A few days ago, I watch a music concert in on TV. Suddenly my focus fixed on the drummer. When I saw the drummer uses a drum that I had never seen before. Eventually I became trying to figure out, and it turns out it is an electronic drum. I finally took the time to look at some demo play electronic drums on Youtube. Somehow I was amazed and suddenly appeared keingininan to have the goods. For me it is a strange desire. Because I was not a drummer and is not a person who can play the drums. But because I happen to have a lot of free dollars from Online Freelance results, so I decided to buy the goods.

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat sebuah konser musik di sebuah acara televisi. Tiba-tiba fokus saya tertuju pada sang drummer. Di mana saya melihat sang drummer menggunakan sebuah drum yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Walhasil sayapun mencoba mencari tahu, dan ternyata itu adalah sebuah drum elektronik. Akhirnya sayapun meluangkan waktu untuk melihat beberapa demo bermain drum elektronik di Youtube. Entah mengapa saya terkagum-kagum dan tiba-tiba muncul keingininan untuk memiliki barang tersebut. Bagi saya itu adalah sebuah keinginan yang aneh. Karena saya sendiri bukanlah seorang drummer dan memang bukan orang yang bisa bermain drum. Tapi karena kebetulan saya punya banyak dollar cuma-cuma hasil dari Online Freelance, sayapun memutuskan untuk membeli barang tersebut.

Approximately one month I tried googling to find an electric drum what I should buy. So the time to read and see a review or demo from various brands and types of Drum Electric, among others, Yamaha, Behringer, Roland, Alesis, the MEDELI, DDrum, and others as well as the work (DIY) of others. Finally I get some nominations. Incidentally my dollar at that time about $ 1.360, if dirupiahkan time around 17jutaan, so I decided to buy an electronic drum with max 15 million budget, so the rest is for the contents of the wallet. With that budget, so nominations can I buy (available in Indonesia), among others, Yamaha: DTX400K, DTX450K, DTX522K, DTX532K, DTX542K, DTX562K, DTX700K; Behringer: XD8USB, XD80USB; Roland: TD-1K, TD-1KV, HD3, TD-4KP; Alesis: DM6 USB KIT, DM6 SESSION KIT, DM8 PRO KIT, DM10 STUDIO KIT; DDrum: DD1; Medeli: DD-501, DD-504, DD-505. 

Sekitar satu bulan saya mencoba googling untuk mencari drum elektrik apa yang harus saya beli. Sekian waktu membaca dan melihat review atau demo dari berbagai merk dan tipe Drum Elektrik, antara lain Yamaha, Behringer, Roland, Alesis, Medeli, DDrum, dan lainnya termasuk juga hasil karya (DIY) dari orang lain. Akhirnya saya mendapatkan beberapa nominasi. Kebetulan dollar saya waktu itu sekitar  $1,360, kalau diRupiahkan saat itu sekitar 17jutaan, maka saya memutuskan untuk membeli drum elektronik tersebut dengan budget max 15juta, jadi sisanya buat isi dompet. Dengan budget itu, jadi nominasi yang bisa saya beli (yang tersedia di Indonesia) antara lain Yamaha: DTX400K, DTX450K, DTX522K, DTX532K, DTX542K, DTX562K, DTX700K; Behringer: XD8USB, XD80USB; Roland: TD-1K, TD-1KV, HD3, TD-4KP; Alesis: DM6 USB KIT, DM6 SESSION KIT, DM8 PRO KIT, DM10 STUDIO KIT; DDrum: DD1; Medeli: DD-501, DD-504, DD-505. 
 
Finally, the account after a number of considerations, the choice fell on DTX522K sayapun. I chose it because it was not too expensive with the specifications that have been very good. I do not buy the more expensive, the most powerful reason is because I am not a drummer.

Akhirnya, stelah dengan berbagai pertimbangan, pilihan sayapun jatuh pada DTX522K. Saya memilihnya karena tidak terlalu mahal dengan spesifikasi yang sudah sangat bagus. Saya tidak membeli yang lebih mahal, alasan paling kuat adalah karena saya bukan drummer.


Konfigurasi :

Trigger Module: DTX502
Snare : XP80
Tom: TP70 x 2
Floor Tom: TP70
Bass Drum : KP65
Hi-Hat : PCY100 + HH65
Crash Cymbal: PCY100
Ride Cymbal : PCY135
Rack : RS502

Website DTX522: usa.yamaha.com id.yamaha.com us

Electronic Elektronik Elektrik Drum Kits Yamaha DTX 522 Multiple Language English Bahasa Indonesia Reviews Demo

UNDER CONSTRUCTION

0 komentar:

Posting Komentar